Senin, 22 Desember 2008

PROBOLINGGO

AIR TERJUN MADAKARIPURA


Kawasan wisata Gunung Bromo ternyata menyimpan satu lokasi wisata yang unik dan menawan. Lokasinya tidak jauh dari lautan pasir Bromo, hanya sekitar 45 menit ke arah Probolinggo (ke Utara). Namanya adalah air terjun Madakaripura. Menurut penduduk setempat nama ini diambil dari cerita pada jaman dahulu, konon Patih Gajah Mada menghabiskan akhir hayatnya dengan bersemedi di air tejun ini. Cerita ini didukung dengan adanya arca Gajah Mada di tempat parkir area tersebut. Untuk mencapai tempat wisata ini tidak terlalu sulit. Sebaiknya kunjungan dilakukan bila kita akan ke Bromo dari arah Probolinggo dikarenakan searah dengan perjalanan atau saat berada di Bromo dan dilakukan pagi hari. Lokasi bisa dicapai dengan kendaraan pribadi atau mobil sewaan (dari Probolinggo menyewa Panther Rp 150.000,- pp + supir, 12/2003). Jika kita datang dari arah Probolinggo maka sesampai di Desa Sukapura kita belok kanan., kita akan melewati jalan aspal dengan suguhan pemandangan pada bagaian kiri-kanan berupa gunung tinggi yang menyegarkan mata. Kurang lebih setelah sekitar 5 km melakukan perjalanan, kita akan bertemu dengan pintu masuk kawasan wisata air terjun Madakaripura yang ditandai dengan tempat parkir yang luas dan patung Gajah Mada. Disini, banyak penduduk lokal yang menawarkan diri menjadi 'guide' yang akan menemani sambil menceritakan sejarah objek wisata tersebut hingga kita balik lagi ke tempat parkir.


Selanjutnya kita harus berjalan kira-kira 15 menit, melewati jalan setapak terbuat dari semen yang berbatu sehingga kalau basah tidak akan licin. Saat berjalan kaki ini kita juga disuguhi pemandangan indah dan menyejukkan, di samping kanan kita ada aliran sungai berbatu-batu, di kanan kiri kita diapit tebing tinggi dengan pepohonan lebat beserta iringan kicauan burung dan derikan kumbang. Terkadang di beberapa bagian jalan, terhalang oleh pohon rubuh atau ada bekas longsoran, meskipun demikian jalan ini relatif datar dan dapat dijalani dengan mudah, kalau kecapekan ada beberapa tempat di sepanjang jalan yang bisa digunakan untuk duduk-duduk beristirahat.
Saat tiba di lokasi air terjun kita akan bertemu dengan warung kecil, pos penjaga dan toilet (bisa ganti baju), disitu terdapat pula penyewaan payung bila kita tidak ingin terlalu basah kuyup. Air terjun ini berawal dari air yang mengalir dari tebing memanjang dan membentuk tirai, sehingga kita bisa berpayung ria berjalan di bawahnya. Di ujungnya, kita akan bertemu dengan sebuah ruangan berbentuk lingkaran berdiameter kira-kira 25 meter.Berdiri di dalam ruangan alam ini kita akan merasa seolah berada di dasar sebuah tabung, dimana terdapat air terjun dengan ketinggian sekitar 200 meter, dengan limpahan air yang jatuh dengan derasnya dari atas dan berubah menjadi selembut kapas ke kolam berwarna kehijauan. Air yang jatuh di kolam ini menimbulkan bunyi yang berirama, terkadang bunyi yang ditimbulkannya lebih keras dikarenakan air yang jatuh lebih deras. Keunikan dan kesejukan air terjun ini membuat kita betah berlama-lama memandanginya.

Untuk anda penggemar fotografi, lokasi ini bisa menjadi obyek yang tidak habis-habisnya, mulai dari pintu masuk kedatangan hingga suasana air terjun yang seolah dalam tabung.


Beberapa orang di Probolinggo baik di hotel maupun di travel agent yang kami tanyai mengenai air terjun ini mengaku belum pernah berkunjung kesana. Hal ini mungkin disebabkan karena bentuk air terjun ini yang bila terjadi longsor atau banjir, maka kita yang berada di dasar tabung tersebut akan terperangkap. Sehingga berada di 'tabung' ini perasaan kita akan bercampur aduk antara kagum pada keindahan alam ini dan was-was. Melihat kondisi seperti ini jika diperkirakan akan terjadi longsor atau banjir, kawasan objek wisata Madakaripura ini akan ditutup untuk pengunjung.


Sesudah puas main air dan kedinginan, kita bisa menikmati minuman panas di warung dekat air terjun sebelum berjalan kaki lagi menuju tempat parkir. Secara umum tempat ini telah dikelola dengan cukup baik, dapat dicapai lewat jalan aspal yang mulus, jalan setapak yang nyaman, fasilitas umum seperti kamar mandi, mesjid dan tempat parkir. Namun kurangnya informasi mengenai tempat ini dan jaminan keamanan yang belum ada mengakibatkan jarang orang tahu dan mau berkunjung ke kawasan wisata ini. Dengan promosi yang cukup, pengunjung Bromo akan dapat menambah daftar tujuan wisatanya.



Gunung Bromo













Gunung Bromo (dari bahasa Sansekerta/Jawa Kuna: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu), merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.

Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.

Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.

Foto Gunung Bromo dipotret dari NASA

Bromo sebagai obyek wisata

Perjalanan melalui pintu barat dari arah pasuruan yaitu masuk dari desa Tosari untuk menuju ke pusat obyek wisata( lautan pasir) terbilang berat karena medan yang harus ditempuh tak bisa dilalui oleh kendaraan roda 4 biasa ini dikarenakan jalan turunan dari penanjakan kearah lautan pasir sangatlah curam, kecuali kita menyewa jip yang disediakan oleh pengelola wisata, jadi wisatawan banyak yang berjalan kaki untuk menuju ke pusat lokasi. Namun apabila kita melalui pintu utara dari arah sebelum masuk probolinggo yaitu pada daerah Tongas, kita akan menuju desa cemoro lawang sebelum turun menuju lautan pasir maka tidaklah terlalu berat dikarenakan turunan dari lerengnya tidaklah terlalu curam sehingga sepeda motor pun dapat melaluinya. Kebanyakan para wisatawan yang ingin mudah mencapai lautan pasir melewati jalur ini. Namun bila anda ingin menyaksikan sunrise yang sering ditampilkan di foto - foto, yang banyak difoto dari puncak penanjakan maka anda lebih praktis melewati jalur pintu barat.

Namun bila anda mempunyai jiwa petualang maka anda dapat mencoba jalur perjalanan yang jarang dilalui wisatawan. Yaitu melalui kota Malang anda masuk melalui kota kecil tumpang kemudian masuk kota pronojiwo lalu akan melalui cagar alam yang sangat indah dari sini anda akan menjumpai pertigaan jalan dimana kearah selatan akan memasuki ranu pane ( kearah gunung semeru ) dan kearah utara anda memasuki lautan pasir bromo yang berada di punggung gunung bromo sebelah selatan. Pertigaan tersebut bernama Jemplang. Perjalanan diawali dengan menuruni bukit yang kemudian disambut dengan padang rumput yang lama kelamaan berganti menjadi lautan pasir. Jalan ini akan mengitari gunung bromo melewati lautan pasir selama kurang lebih 3 jam. Jalur ini sebenarnya tidak terlalu curam dan dapat dilalui sepeda motor, namun memerlukan jiwa petualang karena jalurnya yang masih jarang dilewati dan tidak ada satupun persinggahan maupun rumah penduduk. Kita akan benar- benar disuguhkan dengan perjalanan yang sangat menantang. Namun anda akan diganjar dengan rahasia Bromo yang lain, yang sangat jarang dilihat wisatawan, yaitu padang ruput sabana dan bunga yang sangat luas berada dibalik Gunung Bromo. Sungguh pemandangan yang berkebalikan pada sisi Utaranya yang gersang dan berdebu. Namun perlu diingat, sebaiknya jangan melalui jalur ini pada malam hari dan atau dalam cuaca yang berkabut. Jalur tidak akan terlihat dalam kondisi seperti ini.

Lautan pasir adalah andalan wisata dari gunung Bromo, di alam pegunungan yang sejuk, kita dapat melihat padang pasir dan rerumputan yang luas. Sedangkan yang paling ditunggu dari gunung bromo adalah sightview ketika matahari terbit dan terbenam karena memang akan kelihatan jelas sekali dan sangat indah. Walaupun perjalanan ke Bromo sangat berdebu, tapi tidak terasa, karena keindahan yang disuguhkan benar-benar luar biasa.
Berlibur menuju bromo dapat dibilang praktis bila anda menyukai tipe traveller dan melalui jalur pintu utara. Anda dapat melakukan kunjungan dalam jangka waktu 12 jam saja. tentunya bila anda memulainya dari kota Surabaya, Malang, Jember dan sekitarnya. Perjalanan dapat dimulai dari jam 12 malam sehingga anda akan sampai sekitar pukul 2 - 3 pagi. Dimana anda dapat beristirahat dahulu sebelum melihat sunrise. Penjual makanan dan minuman di areal lautan pasir biasanya sudah buka menjelang pukul 3 pagi, sehingga anda sudah bisa bersiap - siap untuk melakukan pendakian melewati anak tangga puncak bromo yang terkenal itu. nikmatilah pemandangan sampai jam 9 pagi dan anda pun dapat kembali sampai di kota keberangkatan anda sekitar 12 siang. Sebagai catatan, apabila anda melakukan perjalanan diareal lautan pasir ditengah kegelapan malam, sebagai patokan menuju areal parkir sekitar Pura anda dapat melihat patok dari beton yang sengaja diberikan sebagai penunjuk menuju areal pura. Dan apabila anda tersesat jangan panik dan meneruskan perjalanan ( apalagi ditengah kabut tebal ), tunggulah karena biasanya mulai jam 2 - 3 pagi beberapa penunggang kuda sewaan melintas diarea lautan pasir.

Bromo sebagai gunung suci

Bagi penduduk Bromo, suku tengger, Gunung Brahma (Bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.



CANDI JABUNG


Candi Jabung terletak di Desa Jabung Candi, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Propinsi Jawa Timur. Candi ini pernah disebut dalam kitab babad Nagarakrtagama, khususnya pada bagian yang memaparkan perjalanan raja Hayam Wuruk (Rajasanagara). Rajasanagara dikenal sebagai salah seorang raja yang “memperhatikan” berbagai bangunan pemujaan untuk para leluhurnya, yang terserak di berbagai wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perjalanan Rajasanagara tak ubahnya perjalanan yang dilakukan oleh para sejarawan atau para arkeolog masa kini, ketika melakukan penelitian atau peninjauan.

Candi Jabung yang ditahbiskan sebagai bangunan suci dengan nama Bajrajinaparamitapura, dalam Nagarakrtagama disebut Candi Kalayu, sementara dalam Kitab Pararaton disebut Candi Sajabung, merupakan bangunan suci untuk pemujaan bagi tokoh wanita keluarga HayamWuruk, bernama Brha Gundal, didirikan pada pertengahan abad XIV Masehi, dimana kepemimpinan dwi tunggal Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada/Pu Mada.

Baik Nagarakrtagama maupun Pararaton menyebut perjalanan budaya Hayam Wuruk bertujuan terutama untuk menghayati keadaan masyarakat yang dipimpinnya, tak ubahnya semacam “sidak” (inspeksi mendadak) yang biasa dilakukan oleh para pejabat masa kini. Perjalanan itu dimulai pada tahun ketiga masa pemerintahannya, yakni 1275 C/1353 M, lalu pada 1354 M ke Lasem, pada 1357 melewati Lodaya. Selanjutnya pada tahun 1361 M Hayam Wuruk beserta rombongannya melakukan peninjauan ke Palah untuk mengadakan pemujaan, yang kemudian diteruskan ke Lwang Wentar, Balitar, Jime dan terus ke Simping untuk “nyekar” atau ziarah ke makam kakeknya (R. Wijaya/Krtarajasa) sekaligus memperbaiki Candi Sumberjati tersebut.

Hayam Wuruk: Sang pemugar pertama
Secara umum, profil Candi Jabung dapat dijalaskan sebagai berikut. Candi mengharap ke arah barat, batur dan kaki candi berdenah persegi, badan candi silindrik, dan atap candi berakhir dengan ke muncak berbentuk stupa/dagoba (telah runtuh). Candi dengan nama tahbis Brajajinaparamitapura ini, pada bagian batur dan kaki candi terdapat relie hias bermotif sulur-suluran dan medallion, sementara pada badan candi dipahatkan adegan-adegan ceritera Sri Tanjung.

Pada ambang relung-relung candi terdapat hiasan kepala kala motif Jawa Timur, serta sebuah relief rosetta dengan angka tahun 1276 Caka (1354 M). Dalam bilik candi masih terdapat lapik arca, sedangkan pada atap candi dipahatkan motif hias sulur-suluran.

Angka tahun 1276 Caka/1354 Masehi, sangat boleh jadi bkanlah angka tahun pembangunan candi karena baik menurut Nagarakrtagama maupun Pararaton, angka tersebut menunjuk pada pertanggalan perjalanan Hayam Wuruk ke candi tersebut dan sekaligus memperbaiki/memugar candi pemujaan untuk Raden Wijaya itu. Dalam catatan sejarah, Hayam Wuruk-lah raja pertama Nusantara, yang disebut-sebut melakukan perjalanan ke berbagai bangunan/monumen arkeologis dan melaksanakan pemugaran-pemugaran pertama di berbagai candi.

Perjalanan dengan rombongan terbesar, yang diiringi oleh seluruh keluarga raja (Bhatara Sapta Prabhu), para menteri, pemimpin agama dan wakil golongan masyarakat dilakukan pada tahun 1281 Caka/1359 Masehi. Dan baru pada tahun 1362 Hayam Wuruk melaksanakan upacara Craddha (upacara pelepasan roh dalam mitologi Hidu-Buddha, sehingga ia wafat benar-benar memperoleh kelepasan/moksha atau nirwana).

Selain sebagai inspeksi mendadak dan peziarahan, terdapat pula anggapan bahwa perjalanan Hayam Wuruk itu merupakan salah satu dharma yang harus dijalaninya, yang mengandung arti magis, yakni untuk penyatuan dan kesatuan (unity) wilayah kerajaannya.

Dalam usaha memelihara kesatuan tersebut, antara lain tampak dari perhatian “pusat” terhadap “daerah”, misalnya melalui perbaikan-perbaikan berbagai tempat penyeberangan di Sungai Solo dan Brantas, serta perbaikan bendungan Kali Konto, Hayam Wuruk juga memperindah candi pemujaan Tribhuwanattunggadewi di Panggih, menambah candi perwara di Palah (Panataran-Blitar, 1369 M) serta sebuah pendapa untuk kepentingan persajian (1375 M). Selain memugar Candi Jabung pada tahun 1354 M, Hayam Wuruk juga menyelesaikan pembangunan dua buah candi di Kediri, yakni Candi Surawana dan Tigawangi. Akhirnya pada 1371 didirikanlah Candi Pari di dekat Porong-Jawa Timur, yang memiliki bentuk khas menyerupai bentuk percandian di Champa.

Makna Keagamaannya
Di Jawa Timurlah faham-faham keagamaan Hindu dan Budha mengalami sinkretisme. Dewa Agung, apakah itu Siwa atau Budha, dijelmakan dalam berbagai bentuk yang berlainan satu dengan lainnya. Kecenderungan penyatuan ini kemudian lambat laun terjelmakan pula dalam seni bangunan. Karena itu pula, seringkali gelar-gelar raja merupakan gabungan istilah yang terdapat di kedua agama tersebut, termasuk pula bagi istilah pemakamannya.

Sebagai contoh, setelah mati, Krtanagara dianggap pulang ke Jinendralaya karena raja ini dianggap sebagai seorang Jina, tetapi sekaligus pula disebutkan moteng ing Civabuddhalaya. Demikian pula misalnya Wisnuwardhana disebut meninggal dan dimakamkan di Wareli (Waleri?) sebagai Civa dan Jajaghu (Candi Jago) sebagai Amoghapaca.

Mengingat bahwa tradisi perawatan jenazah pada kepercayaan Hindu maupun Buddha dan kremasi (pembakaran) sementara abunya dibuang di sungai/laut, maka dalam menyebut kematian dan pemakaman dikenal berbagai istilah ganda, seperti lumah ri (yang dimakamkan di), mokteng (yang moksa di) atau lina ri (yang meninggal di).

Pada masa eksistensi Majapahit berkembang pemikiran bahwa Hundu dan Buddha merupakan penampilan bentuk berbeda atas kebenaran absolut yang sama, yang dalam praktek ritus keagamaan sehari-hari keduanya dibaurkan. Secara tidak langsung kita dapat melihat simbolisasi kedua keagamaan tersebut dalam bentuk-bentuk bangunan. Pada Candi Jago didapat pahatan relief yang mengangkat legenda yang terdapat dalam baik agama Buddha maupun Hindu. Candi Jawi memiliki arca siwaitis, tetapi berakhir dengan kemuncak stupa. Dari sumber sastera Bali dianggap tidak ada perbedaan esensial antara Siwa dan Buddha, bahkan Mpu Tantular menganggap bahwa lima perwujudan Siwa sama dengan lima Jina.

Candi Jabung juga merupakan candi yang memiliki perpaduan siwaisme dan buddhisme. Pahatan relief Sri Tanjung siwaistik, sementara kemuncak stupa buddhistik. Legenda Sri Tanjung pada dasarnya mengisahkan fitnahan terhadap Sri Tanjung, seorang dewi yang sangat cantik, isteri Raden Sidapaksa, yang berakhir dengan kematian/pembunuhan Sri Tanjung.

Karena tidak bersalah, maka Sri Tanjung dihidupkan kembali oleh para dewa dan bertempat tinggal di kediamannya semula sebelum kawin. Raden Sidapaksa disuruh oleh Betari Durga untuk pergi ke kediaman Sri Tanjung, namun isteri yang teraniaya ini menolak untuk rujuk kembali, kecuali apabila Raden Sidapaksa dapat membunuh dan membawa rambut (si pemfitnah) untuk dijadikan kesed (pembersih kaki) Sri Tanjung. Setelah permintaan tersebut terlaksana, suami-isteri itu kembali bersama-sama.

Relief legenda Sri Tanjung selain dipahatkan di Candi Jabung juga terdapat pada panil-panil di Candi Surawana, di mana terdapat pula pahatan ceritera Bubuksah dan Gagakaking serta Arjunawiwaha. Candi Jabung merupakan salah satu bukti arsitektur yang memadukan falsafah/keagamaan Hindu dan Buddha secara bersamaan.

Candi Jabung Sebagai Cagar BudayaPemugaran pertama Candi Jabung pada 1354 Masehi, untuk lebih dari 500 tahun kemudian terlupakan dari jamahan upaya untuk melestarikannya. Candi bata berukuran panjang 13,13 m, lebar 9,6 m dan tinggi 16,42 m tersebut baru dipugar kembali pada 1983-1985. Candi yang secara tipologis memiliki kesamaan bentuk prinsip dengan candi-candi Muara Takus (Riau) dan Biaro Bahal (Padang Sidempuan) tersebut merupakan salah satu benda cagar budaya yang sampai sekarang terus diupayakan pelestariannya.

Kegiatan pemugaran pada 1983-1985 meliputi pemasangan perancah, pendokumentasian dan penggambaran, pembongkaran (dismatling) bagian-bagian yang rusak, pemasangan/sisipan batu isian dan konservasi batuan seta lingkungannya. Dalam kegiatan tersebut ditemui sedikit hambatan, yakni kesulitan memperoleh bata merah berukuran besar di Desa Jabung Candi maupun di wilayah Kecamatan Paiton, sehingga untuk mengatasinya terpaksa didatangkan dari daerah lain.

Candi Jabung yang diresmikan purna pugarnya oleh Dirjen Kebudayaan pada 5-11-87 dan bercorak khas ini harus tetap lestari dan eksis dalam lingkungan yang serasi. Pemanfaatan bagi kepentingan pariwisata dalam fungsinya sebagai salah satu obyek wisata budaya, bagaianapun harus mengacu pada UU No. 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya dan peraturan perundang-undangan lain yang belum pernah dicabut/masih diberlakukan.

Pertimbangan pelestarian benda cagar budaya atas dasar bahwa benda-benda tersebut merupakan kekayaan budaya bangsa yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Pemanfaatan Candi Jabung bagi kepentingan agama, sosial, pariwisata, pendidikan, ilmu pengetahuan dan pariwisata (Pasal 19 ayat 1) tidak boleh bertentangan dengan upaya-upaya perlindungan dan pelestariannya.

Senin, 01 Desember 2008

MEMBUAT ACCOUNT GMAIL

1. Klik kiri start sorot All Program cari Internet Explorer (Jika Program untuk internet anda Internet Explorer)

Jika Program untuk internetan komputer anda adalah firefox maka pilih start terus sorot All Program sorot Mozilla Firefox sorot dan klik Mozilla Firefox





2. setelah itu akan muncul jendela internet explorer atau mozilla firefox. di kolom address ketikkan Http://mail.google.com/ lalu klik tanda panah



3. setelah perintah di atas akan muncul tampilan seperti di bawah ini. klik tombol yang bertuliskan SIGN UP KE Gmail




4. akn muncul tampilan seperti di bawah ini. Isilah kolom-kolom yang ada sesuai dengan keharusannya. berikut contoh pengisian kolom-kolom untuk membuat email inem painem




5. inilah tampilan yang akan muncul setelah melakukan perintah di no.4. selesaikan pekerjaan anda membuat akun/alamat email di gmail
.MENGIRIM EMAIL DENGAN GMAIL

1. login dengan akun yang telah dimiliki. Isi user name dengan nama email anda, misalnya gbrachma@gmail.com. isi password dengan password email anda kemudian klik sign.



2. Untuk mengirim surat klik bacaan compose mail di pojok kiri atas.


3. akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.isilah bagian-bagian form/kotak kosong sesuai dengan permintaannya.kolom TO isi dengan Email tujuan, kolom Subject isi dengan judul surat,kolom surat isi dengan menulis surat.setelah komplit klik send.


4.Email anda akan segera di kirim. Apabila telah dikirim maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini.




MEMBUKA DAN MEMBALAS EMAIL DI GMAIL

1. login dengan akun yang telah dimiliki. Isi USERNAME dengan nama Email anda, misalnya:Zharifaha@gmail.com.Isi password dengan password Email anda. Kemudian Klik sign in.


2. ketika sudah login otomatis akan ditampilkan judul surat-surat yang masuk. jika tidak tampil klik inbox. lalu klik judul suart untuk menampilkan dan membaca isi surat.



3.Dengan perintah di no.3 akan muncul isi surat secara lengkap seperti tampilan di bawah ini. Apabila surat itu mau dibalas maka klik REPLY yang mana saja,bawah maupun atas.

4. Dengan mengklik REPLY muncul tampilan seperti dibawah ini. Tulislah surat balasan kemudian klik send.